Terpekur aku di sudut sandiwara malam
Terlalu cepat untuk mengajariku merajut
purnama
Tetapi malam telah membela bulan
Aku tahu ada kehidupan di tempat lain
Menenggelamkan bola fajar dalam dekapan
pengembara malam
Rembulan mengendus riak hangat angin di tepian
kata-kata
Menara cagak telah merantai tulang penyanggah
tubuhku
Menjatuhkan puluhan kayu di tanganku
Mendekapku dalam padang kematian
Tanpa ampun
Aku tahu, aku masih hidup
Meskipun tubuhku menggelap
Terlalu cepat untuk mengajariku merajut malam
Namun pengembara malam
Tidak sanggup membentangkan
Tirai mati untukku
Makassar, 10 Februari 2010
St. Muttia A. Husain. Anak Pajjia, berprofesi sebagai guru.
Tidak ada komentar:
Salam Semua, Saya Cinta