Berdasarkan info warga di Desa Pakkasalo Kecamatan Sibulue Kabupaten Bone, Minggu (15/11/20) kemarin, rumah perangkat desa, Sidar, tidak lagi jadi tempat penyaluran beras dan telur untuk Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Sidar yang diduga telah 2 tahun menjadi agen e-Warong, memindahkan beras dan telur ke samping rumahnya, yakni rumah HL, yang tidak lain adalah saudara iparnya sendiri. HL adalah pemilik kios yang terdaftar sebagai agen Brilink di Desa Pakkasalo.
Branch Manager atau Pimpinan Cabang Bank Mandiri, Abdul Kadir Arisaid, atau yang akrab disapa Aka, mengatakan kalau Sidar memang terdaftar sebagai agen sejak 2018 dimana saat itu Pedum membolehkan perangkat desa menjadi agen e-Warong. Namun, sesuai Pedum baru 2020, hal itu sudah tidak diperbolehkan sehingga Bank Mandiri akan segera turun lakukan crosscek ke Desa Pakkasalo.
“Agen Bansos dan Agen Branchless Banking di survey, di cek syarat dan ketentuan sebelum terbit SPK pemasangan mesin di vendor. Validasi Mesin kita cek di lapangan sesuai rekrutmen calon agen dan harus sesuai ketentuan Pedum, biasanya dilampirkan SKU dan Foto Usaha, kalau ada yang menyalahi aturan secara tennis bukan ranah mandiri” ungkap Aka.
Dari data Bank Mandiri, jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tahap I sebanyak 20.745 sedangkan tahap II sebanyak 7.207 KPM sehingga total penerima KPM di Bone sebanyak 27.952. Untuk jumlah agen e-Warong yang tersebar di Kabupaten Bone sebanyak 405 agen.
“Sekarang sudah kami cek dan akan kami tertibkan serta benahi sesuai aturan dalam Pedum” kata Aka berdasarkan info dari staffnya.
Berbeda dengan data Bank Mandiri, menurut data dari Koordinator Daerah Program BPNT, Akhirudin, jumlah KPM sebanyak 77.090 sedangkan agen e-Warong sebanyak 347 agen se Kabupaten Bone.
Sumber: berita-sulsel.com
Tidak ada komentar:
Salam Semua, Saya Cinta